Sebulan setelah menghuni Franceshill, seorang gadis yang sekarang menjadi hantu bertemu dengan teman pertamanya, yang ternyata bernasib sama sepertinya.
Pembalas Dendaman Pauline
27 Oktober 1944, Kamp Konsentrasi Dachau…
“Selamat pagi, nona. Waktu Anda sudah tiba.” Pagi yang tidak terlalu cerah itu, seorang penjaga kamp itu menghampiri seorang perempuan dengan rambut pendek berwarna coklat muda. Tubuhnya agak kurus.
“Hari ini?” tanya perempuan itu.
“Ya, madame.” Setelah itu, dia berusaha untuk berdiri. Dibantu oleh penjaga kamp yang memakai seragam lengkap seperti penjaga kamp milik Nazi pada Perang Dunia II. Kemudian, mereka berjalan menuju suatu tempat, yang ternyata adalah tempat eksekusi.
***
Beberapa bulan sebelumnya…
“Marceline Goulet. Anda didakwa telah melakukan kegiatan spionase di zona okupasi. Hukuman terhadap kejahatan ini adalah hukuman gantung.” Itulah dakwaan dari pengadilan militer Nazi di Amiens yang memberikan keputusan kepada Marceline Goulet (nama asli Pauline Durbuy) setelah 4 hari sebelumnya ditangkap oleh Gestapo di pinggiran Amiens. Sebelumnya, ia diterjunkan oleh SOE (Special Operations Executive) untuk memata-matai kota itu dalam rangka persiapan penyerangan yang akan dilakukan oleh pasukan Sekutu setelah mereka membebaskan Paris.
“Anda tahu kalau saya melakukan ini untuk apa?” tanya Pauline kepada hakim dan beberapa tentara Nazi yang menjaganya. Mereka pun tidak mau menjawab. Mulut mereka membisu mendengarnya. Karena itu, secara tegas, ia menjawab, “UNTUK MEMBEBASKAN KOTA INI DAN SELURUH PRANCIS DARI GENGGAMAN HITLER YANG GILA.”
“Maaf, madame. Kedengarannya itu tanggapan yang bagus,” kata seorang hakim militer menanggapi Pauline yang naik darah, “Tapi, itu sudah tidak bisa diubah.”
“Tidak apa-apa. Lebih saya mati untuk Prancis (morte pour la France) daripada hidup sengsara bersama Anda.” Beberapa saat kemudian, sidang putusan itu berakhir dan tentara Gestapo menggiringnya keluar dari ruang sidang.
***
Kembali ke Dachau, dimana Pauline akan dieksekusi sebagai hukuman atas apa yang sudah dilakukannya selama di Amiens. Tempat eksekusi berada di sebelah timur barak tahanan D5.
Sesampainya disana…
“Bagaimana, Pauline. Anda siap untuk menjalankan hukuman Anda?” tanya Kepala Bagian Tahanan Khusus Dachau Johann Strauber, menanyakan kesiapannya untuk menjalani hukuman yang sudah diputuskan.
“Siap, Pengagung Hitler!” jawab Pauline dengan nada tinggi sambil mengejek Johann. Papan kayu yang agak tinggi dari tanah, dengan sebuah tiang lengkap dengan tali dan kursi datar menyambutnya. Setelah sampai, beberapa tentara penjaga kamp mempersiapkan prosesi eksekusi Pauline.
Beberapa saat kemudian, setelah semuanya telah dipersiapkan dengan baik…
“Pauline Durbuy, dengan nama kode Marceline Goulot. Nomor tahanan 3321938. Asal Cherbourg. Anda akan menjalani hukuman gantung berdasarkan keputusan Pengadilan Militer Amiens yang memutuskan bahwa Anda bersalah karena telah melakukan tindak spionase terhadap wilayah kami,” kata Johann dengan tali yang sudah terpasang di leher Pauline.
“Saya paham dengan itu. Dan masih ingat dengan putusan itu.”
“Pauline, kamu punya kata-kata terakhir Anda sebelum dieksekusi?”
“Apa yang telah Anda lakukan kepada saya akan berakibat fatal. Lihat saja nanti setelah saya meninggal. VIVE LA FRANCE!” Dengan segera, Johann memerintahkan tentara yang ada di tempat eksekusi untuk menendang kursi datar yang menopang kakinya Pauline. Tanpa menunggu lama, tubuhnya melayang di udara, namun terjerat dengan tali yang menekiknya. Siang yang cerah itu menjadi saat terakhirnya dapat melihat dunia, sebelum matanya menutup untuk selama-lamanya.
***
Beberapa saat setelah eksekusinya dilaksanakan, mayat Pauline dibawa dari tempat eksekusi untuk segera dilakukan otopsi oleh dokter kamp Dachau. Setelah diotopsi mayatnya dikremasi. Saat itulah, arwahnya muncul di tempat kremasi. Mulai menghantui kamp konsentrasi Dachau. Malam harinya, pemberontakan terjadi. Bukan oleh para tahanan, tetapi oleh arwah-arwah tahanan yang meninggal karena kelaparan dan dieksekusi secara keji oleh personil kamp itu. Mereka menghantui para tentara Nazi yang berjaga dan langsung melakukan “pembalasan” berupa pembantaian, sesuai dengan kalimat terakhir yang diucapkan oleh Pauline sebelum ia dieksekusi. Keesokan harinya, semua penjaga kamp ditemukan tergeletak oleh warga desa sekitar kamp itu. Mereka meninggal secara tidak wajar, dengan bekas kekerasan. Secara tidak langsung, kamp itu “dibebaskan” oleh para arwah tahanan Dachau, termasuk Pauline. Bukan oleh pasukan Sekutu yang masih sibuk melancarkan serangannya ke dalam teritori Nazi Jerman dalam rangka mengakhiri Perang Dunia II di Eropa.
SELESAI
Semarang, 1 November 2023
8:34pm
Selesai hanya dalam waktu 2 jam
Blog Baru Saya Dimulai!
Assalamualaikum wr wb!
Mungkin masih sedikit yang menggunakan Vivaldi di Indonesia. Namun, saya akan mencoba untuk menggunakannya, termasuk Vivaldi Blog yang baru saja saya mulai ini. Dalam blog ini, saya akan meng-share cerita fiksi saya, terutama cerita pendek (cerpen) dan nantinya juga novel (rencananya akan dengan sistem per bagian). Tidak hanya itu, saya juga meng-share gambar saya, terutama kendaraan (termasuk mobil dan kereta api), yang menjadi hobi saya sejak SMP. Penjelasan masing-masing konten yang akan dipublikasikan disini akan saya jelaskan di bawah ini.
Cerita Pendek
Ini akan menjadi konten utama di dalam blog saya ini. Kebetulan saya memiliki tumpukan cerita pendek (cerpen), namun masih bingung untuk di-share ke mana. Tapi, Insyaallah, dengan blog ini, para pembaca blog ini bisa menikmati cerita saya. Walaupun belum tentu sebaik dengan penulis cerpen yang sudah profesional.
Novel
Tidak hanya cerpen, novel bersambung (sistem per bagian) juga akan dipublikasikan di blog ini. Dalam hal ini, saya mempunyai sebuah ide novel yang masih saya garap sambil saya menyelesaikan perkuliahan saya. Tapi, Insyaallah, sebelum saya wisuda nanti, novel itu bisa dipublikasikan secara cetak. Mohon doanya.
Waktu Publikasi
Mengenai waktu publikasi, Insyaallah saya akan mempublikasikan cerpen ataupun novel bersambung di blog sekali seminggu. Kalau bisa, mungkin bisa 2 (2 cerpen ataupun novel bersambung; atau masing-masing 1 cerpen dan novel). Selain kedua itu (misal gambar saya) akan dipublikasikan secara tidak teratur, tergantung keinginan saya.
Untuk saat ini, publikasi di blog ini akan dilakukan secara tidak teratur pada awal ini, karena mulai besok (di hari publikasi blog ini), saya akan memulai praktik mengajar selama kurang lebih 3 bulan. Jadi, prioritas utama saya adalah itu. Tapi, tetap akan saya luangkan waktu untuk menulis cerpen maupun novel bersambung.
Tujuan Publikasi
Dalam blog ini, tujuan saya untuk memposting cerpen dan novel bersambung (disamping hasil menggambar saya) adalah untuk meng-share cerita saya agar dapat dibaca oleh pengunjung maupun pembaca blog ini. Selain itu, nantinya dengan komentar yang membangun dari Anda, saya bisa membuat cerita lebih baik dan bagus. Bahkan bisa sejajar dengan mereka yang sudah terkenal duluan.
Komentar
Dalam blog ini, komentar diperbolehkan, baik untuk kritik dan saran mengenai postingan di blog ini. Namun, jangan sampai meng-scam maupun menghasut saya. Hal ini karena emosi saya bisa meledak kapan saja kalau itu sampai terjadi. Jadi, mohon berkomentarlah dengan mengutamakan sopan santun. Jangan seenaknya sendiri, apalagi membuat saya terhasut.
For Non-Indonesian Visitors/Readers
If you want to translate my short stories or continued novels to any language other than Indonesian (e.g. English, French, Malay, German, Tagalog, etc), I welcome it. But, if you have difficulty to translate it (such as word that not common in translated language), please leave a comment on the post that you will translate it.
PS: Sorry for my bad English grammar, because English is secondary language in my country (Indonesia) and I rarely write in English.
Semarang, 3 September 2023
7:20 pm
Blog Baru Saya Dimulai!
Dalam blog ini, saya akan menjelaskan mengenai apa saja yang akan diposting disini. Termasuk juga etika dalam berkomentar di blog ini.